Industri Reasuransi Terkoreksi Awal Tahun, Indonesia Re Nilai Masih Dalam Fase Transisi
Industri reasuransi nasional mengawali tahun 2025 dengan tekanan signifikan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ekuitas industri reasuransi mengalami koreksi sebesar 15,5% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp7,13 triliun pada periode Januari–Februari 2025. Di saat yang sama, hasil investasi tercatat turun drastis sebesar 31% YoY menjadi Rp152,55 miliar.
Kondisi tersebut juga dialami oleh PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re. Dalam laporan keuangan sementara (unaudited) per Februari 2025, ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp2,5 triliun atau menurun 9,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun hasil investasinya turun tajam sebesar 55,7% menjadi Rp35,52 miliar. Hingga April 2025, ekuitas Indonesia Re terkoreksi 4% YoY menjadi Rp2,65 triliun, sedangkan hasil investasi terkontraksi 41,5% menjadi Rp102,46 miliar.
Meski begitu, manajemen Indonesia Re menilai bahwa tekanan yang terjadi masih dalam tahap yang wajar dan bersifat transisional. Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat, menjelaskan bahwa penurunan sejumlah parameter keuangan saat ini merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait.
Baca Juga: Industri Asuransi Lirik Kolaborasi Dewan Medis untuk Efisiensi Klaim
"Ini adalah fenomena yang banyak dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi, karakteristik risiko yang ditanggung masing-masing perusahaan, serta implementasi IFRS 17. Semuanya saling berkorelasi menyebabkan penurunan tersebut," ungkap Delil di Jakarta.
Delil menegaskan bahwa koreksi ini tidak mencerminkan penurunan fundamental industri secara struktural. “Saya tidak melihat ini sebagai sesuatu yang terlalu mengkhawatirkan. Ini lebih ke arah transisi. Industri sedang menyesuaikan diri dengan regulasi dan dinamika pasar yang baru,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, yang menilai bahwa menilai kinerja keuangan di awal tahun belum memberikan gambaran menyeluruh.
"Kalau bicara hasil investasi, itu yang diakui kapan sesuai aturan? 31 Desember. Jadi angka sekarang itu belum menunjukkan apa-apa. Ini masih perjalanan," ujar Benny.
Baca Juga: Skema Co-payment, Cara OJK Tanggulangi Fraud di Sektor Asuransi Kesehatan
Menurut Benny, dalam industri seperti reasuransi, pencatatan hasil keuangan bersifat akrual dan baru benar-benar mencerminkan performa di akhir periode. Karena itu, tekanan yang tampak pada triwulan pertama belum bisa disimpulkan sebagai tren tahunan.
Indonesia Re tetap menjaga pandangan positif terhadap prospek sektor ini, terutama dengan berbagai inisiatif yang sedang dikembangkan untuk memperkuat kapasitas dan ketahanan industri di tengah risiko yang kian kompleks. Salah satunya adalah keterlibatan perusahaan dalam berbagai program konsorsium dan inisiatif kolaboratif untuk memperluas cakupan dan daya tahan reasuransi nasional.
Dengan pendekatan kehati-hatian dan strategi penyesuaian secara bertahap, Indonesia Re berharap industri dapat menavigasi tahun 2025 dengan lebih stabil. Koreksi sementara ini dinilai sebagai bagian dari proses adaptasi industri menuju praktik yang lebih transparan dan berkelanjutan, khususnya pasca implementasi IFRS 17 dan dinamika risiko global yang terus berubah.
下一篇:Alasan Jam Acara Puncak Kampanye Akbar Dipercepat, Prabowo: Simpatisan Datang Lebih Cepat
相关文章:
- Buntut Terima Pendaftaran Gibran Rakabuming Raka, Anggota KPU Terancam Dugaan Pelanggaran Kode Etik
- Satu Tersangka Kasus Pabrik Ekstasi di Tangerang Ternyata Residivis Narkoba
- Lakukan Pertemuan Rutin, Koalisi KIR Akan Bahas Dinamika Politik
- Jonathan Ungkap Ingatan David Ozora Belum Sepenuhnya Kembali: Tapi Sudah Tau Dirinya Diinjak
- Jokowi Ungkap Pambahasan di Pertemuan dengan Prabowo dan Zulhas
- Trump Hentikan Bantuan Obat HIV, Hingga TBC, Indonesia Kena Imbas
- 5 Bahan Baju yang Adem dan Menyerap Keringat, Bye Bau Badan
- Cabut Laporan, Keluarga Wanita yang Tewas di Lift Bandara Kualanamu Sepakat Damai
- Perawat RI Bersaing di Kancah Global, Penting Punya Sertifikasi Keahlian dan Kemampuan Bahasa
- FOTO: Sesak Pelancong 'Ziarah' Lukisan Mona Lisa di Museum Louvre
相关推荐:
- Polri Gandeng Tim SAR untuk Jaga TPS Rawan Bencana
- Ternyata Ini Durasi Ideal Tidur Siang Agar Tubuh Bugar
- Ngeri Tubuh Pasien di AS Dipenuhi Larva Cacing Pita Gegara Makan Ini
- Studi: Metode THR Diprediksi Bisa Selamatkan Jutaan Nyawa Akibat Rokok
- Pendukung Prabowo Mulai Padati MRT Dukuh Atas Menuju GBK
- Long Weekend di Jakarta, Enaknya Jalan
- LAA Closure, Prosedur Ampuh Turunkan Risiko Stroke Pasien Aritmia
- Termasuk Indonesia, Macron Bidik Kolaborasi Strategis dengan Kawasan Asia Tenggara
- Tera Data Indonusa (AXIO) Tebar Dividen Minimalis Rp3 per Saham, Cair 11 Juli!
- Arus Balik Mulai Lenggang, Skema One Way Mulai Dihentikan
- Jokowi Ketar
- Begini Nasib Program Kartu Indonesia Sehat Jika Prabowo Terpilih Jadi Presiden
- Menlu Retno Ditunjuk Pemimpin OKI Jadi Salah Satu Juru Damai untuk Palestina
- Anies Baswedan Singgung Pemimpin yang Tepat Lunasi Janji Kemerdekaan di HUT ke 78 RI
- Anies Janjikan Kebebasan Berpendapat Jika Menang Pilpres 2024: Wakanda No More, Indonesia Forever
- Batas Usia Minimum Cawapres Digugat ke MK, PPP Konsisten Sodorkan Sandiaga Uno ke Ganjar Pranowo
- Alex Tirta Bakal Diperiksa Ditkrimsus PMJ, Kasus Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK
- Ingatkan Masyarakat Tak Pilih Bacaleg Eks Napi Korupsi, JPPR: Publik Perlu Perkuat Sanksi Sosial
- Berdayakan Masyarakat Tambang, Program 'Sinergi Mengajar' Bawa Hasnur Group Raih TOP CSR Awards 2025
- Keajaiban kursi 11A, Vishwash Kumar Ramesh Selamat Karena Sempat Bertukar Tempat Duduk